Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek manipulasi fasia (FM) pada fasia serviks dalam (DCF) dan pose yoga berurutan (SYP) terhadap nyeri dan fungsi pada individu dengan nyeri leher mekanis (MNP). Metode: Mengikuti kriteria yang telah ditetapkan, sembilan puluh sembilan individu dengan MNP direkrut, diacak, dan dimasukkan ke dalam kelompok intervensi (IG) (n = 51) atau kelompok kontrol (CG) (n = 48). Individu dalam IG menerima FM (4 sesi dalam 4 minggu) dan SYP berbasis rumah (4 minggu). Peserta CG menerima perawatan biasa (mobilisasi serviks dan manipulasi toraks (4 sesi dalam 4 minggu) bersama dengan latihan terapi tanpa pengawasan (4 minggu). Peserta menjalani pengukuran nyeri awal dan tindak lanjut mingguan menggunakan skala penilaian nyeri numerik (NPRS) dan rentang gerak ekstensi siku (EEROM) selama uji neurodinamik tungkai atas 1 (ULNT1). Pengukuran awal dan tindak lanjut sesi keempat dari skala fungsional khusus pasien (PSFS) dan Kuesioner perilaku penghindaran rasa takut (FABQ) juga dilakukan. Hasil: ANOVA pengukuran berulang dilakukan.
Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara IG dan CG pada sesi ketiga dan keempat NPRS, dengan perbedaan rata-rata (MD) masing-masing sebesar -1,009 (p 0,05) dan -1,701 (p 0,001). Mengenai EEROM, terdapat perbedaan sebesar 20,120? (p 0,001) pada sesi keempat antara kedua kelompok. MD dalam FABQ adalah -5,036 (p 0,001), tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan dalam PSFS antara kedua kelompok selama tindak lanjut. Kesimpulan: FM dan SYP dapat membantu mengurangi rasa sakit dan perilaku menghindari rasa takut serta meningkatkan fungsi dan ekstensibilitas daerah kuarter atas.